Pernah nonton Inception yang diperankan sama om Leonardo
Dicaprio? Film tersebut menceritakan tentang kisah mimpi di dalam mimpi. Terus
kalau puncakception apa?
Ini adalah pengalaman pertamaku mendaki gunung menggunakan
jasa open trip. Biasanya aku ikut dengan teman-teman yang udah kukenal.
Sebelumnya aku belum pernah kenal atau bertatap muka dengan peserta atau abang
CP untuk pendakian ini.
23 Februari 2018, malam
Semua perlengkapan pendakian sudah kumasukkan ke dalam
carrier. Aku menggunakan Transjakarta menuju mepo. Dari momen ini, aku sudah
bye bye sama yang namanya internet karena cuma bawa HP buluk (yang penting bisa
buat foto sama telfon). Setelah satu jam merasakan menjadi pepes metropolitan,
aku sampai di basecamp organisasi open trip di Cawang. Aku menjadi peserta
paling awal sampai. Sungguh prestasi yang membanggakan. Singkatnya 90% peserta
berhasil berkumpul di mepo sebelum jam 10 malam. Pada jam 10 malam kami
berangkat menuju Garut menggunakan bus elf.
24 Februari 2018, pagi
Sekitar subuh kami tiba di basecamp gunung Guntur. Di sini
kami bersih-bersih, sarapan, repacking dan melengkapi perlengkapan. Pukul 7
pagi kami memulai pendakian. Dengan kemeja flanel, carrier pinjaman dan sepatu
gunung diskonan, aku mulai berjalan. Dari basecamp menuju pos 1, track berupa
tanah landai berkerikil. Lumayan lah sebagai pemanasan buat orang yang nggak
pernah work out macam diriku.
![]() |
No jeans rule |
Sampai di pos 1 kami beristirahat di warung dekat pos 1. Di
sini kami mengurus izin dan makan di warung. Warung pos 1 ini dijaga oleh
beberapa mojang anggun yang menyediakan berbagai komoditi mevvah untuk pendaki
seperti gorengan, mie rebus, air mineral dan air-air minum lainnya.
![]() |
ada tempat kongkow-kongkow |
OK next! Perjalanan menuju pos selanjutnya ditandai dengan
bertambah padatnya vegetasi. Track berupa tanah landai dan tidak berkerikil
seperti hutan pada umumnya. Ada sungai kecil yang melintang di jalur ini. Bisa
dilompati kok, tidak perlu pake kano. Setelah beberapa saat medan berubah
menjadi sangat curam dengan batu-batuan besar.
![]() |
track-nya nggak ada diskon, kalo nggak landai ya curam |
Pos 2 gunung Guntur berupa bangunan di medan curam nan
berbatu ini. Ketika aku lewat, tidak ada penjaga atau receptionist yang
menyambut. Setelah melewati tanjakan yang aduhai, kami melihat banyak
tenda sudah didirikan.
25 Februari 2018, siang
Tenda-tenda itu menandakan kalau kami sudah
sampai di pos 3 Pamulangan. Karena di sini lah titik teratas pendaki boleh
mendirikan tenda. Pos 3 berupa bangunan yang dijaga akang-akang yang duduk manis
menyajikan jualan. Mereka menjual minuman dan pernak-pernik. Perlu diingat
untuk tidak mengandalkan membeli air mineral di Pos 3. Tidak selalu ada air
mineral di sini.
Kami memilih untuk mendirikan tenda di dekat sungai. Sekitar
pukul 3 ada 4, tenda kami dirikan dengan pintu keluar saling berhadapan. Kami
makan siang, ngopi, nyusu dan bersantai di hammock sampai sore. Hujan turun
dengan sangat deras menjelang malam. Malam harinya kami menanak nasi dan makan
malam dengan lauk yang dibawa dari bawah. Salah satu peserta memiliki
kecerdasan yang luar biasa dibuktikan dengan membawa kartu uno. Jadilah kita
bermain uno semalaman ditemani guyuran air hujan.
![]() |
disarankan membawa lipstik warna cetar |
Pukul 3 pagi aku bangun dan melepaskan segala perlegkapan
tidur. Pukul 4 kami berangkat menuju puncak. Aku berjalan dengan berbekal
headlamp, flanel (tetep) dan HP menggantung di dada. Medan menuju puncak adalah
batu kasar curam ditutupi dengan rumput. Semakin mendekati puncak, medan semakin
penuh dengan kerikil dan berkurangnya vegetasi. Kami menikmati semburat terbitnya matahari dengan hamparan awan putih dalam perjalanan menuju puncak.
![]() |
masih pagi dan masih nanjak |
heavenly |
Setibanya di Puncak 1 kami beristirahat dan berfoto. Yang
bikin aku terkejut adalah ternyata ada Puncak lagi yang tidak terlihat dari
bawah puncak. Orang-orang menyebutnya dengan Puncak 2.
![]() |
Baby..this is what I came for |
![]() |
berlatar Puncak 2 dengan bekas aliran lava |
Karena penasaran, kami melanjutkan perjalanan ke Puncak 2.
Medan menuju Puncak 2 berkerikil banget, nggak berkerikil aja. Kemiringannya
pun sangat miring. Akhirnya kami tiba di suatu tanah landai yang disebut dengan
puncak 2. Kalau kalian mencari tugu dengan tulisan ‘Gunung Guntur’ maka baru
bisa menemukannya di Puncak 2. Seperti inception, kami baru dapat melihat
Puncak 3 ketika berada di puncak 2. Well, ini namanya puncakception.
![]() |
demi apapun, bawa sampah kalian turun termasuk tissue |
![]() |
kawah Papandayan terlihat dari Puncak 2 |
Tanah di Puncak 2 mengeluarkan asap. I’m pretty sure kalau
asap ini tidak berasal dari penguapan embun. Maka kami memutuskan untuk tidak
berlama-lama di sini.
Untuk turun ke Pos 3, kami menggunakan rute medan penuh kerikil. Tidak ada tanah yang bisa dipijak. Ini yang membuat orang-orang
menyebut Guntur adalah Semeru-nya Jawa Barat. Sensasinya itu loh.. Turun gunung
tidak dengan melangkah, tapi dengan seluncur berdiri (literally). Banyak batu segede
bakso yang masuk ke dalam sepatu meski sudah memakai high collar shoes. Mungkin
karena aku memakai legging yang tidak bisa membungkus collar sepatu.
26 Februari 2018, siang
Di saat lahan seluncuran sudah habis dan medan berganti
dengan tanah, aku mencium bau Pop mie. Ini adalah pertanda alam bahwa kami sudah
dekat dengan Pos 3. Setelah istirahat, makan, re-packing dan membersihkan
sampah, kami turun dengan menggunakan rute yang sama untuk naik.
Dengan memakai mantel kelelawar aku sampai di basecamp
sekitar pukul 4 sore. Sepatuku tergenang air karena hujan deras dari pos 1. Kami
makan, mandi dan istirahat di dipan depan rumah warlok (warga lokal). Setelah
maghrib kami pulang ke Jakarta dengan elf yang setia menunggu sejak kami naik
hari sebelumya.