Gunung Guntur: Puncakception

Ini adalah pengalaman pertamaku mendaki gunung menggunakan jasa open trip.

Mangrove Forest: Short Weekend Getaway in Jakarta

It took less than an hour by motorcycle from Jakarta Pusat.

Cracking One of the Most Mind Screw Series

Ergo Proxy (2006) is a complex anime series formed of carefully designed plot, well-constructed characters and well put references.

Thursday, April 5, 2018

Gunung Guntur: Puncakception

Pernah nonton Inception yang diperankan sama om Leonardo Dicaprio? Film tersebut menceritakan tentang kisah mimpi di dalam mimpi. Terus kalau puncakception apa?

Ini adalah pengalaman pertamaku mendaki gunung menggunakan jasa open trip. Biasanya aku ikut dengan teman-teman yang udah kukenal. Sebelumnya aku belum pernah kenal atau bertatap muka dengan peserta atau abang CP untuk pendakian ini.
23 Februari 2018, malam
Semua perlengkapan pendakian sudah kumasukkan ke dalam carrier. Aku menggunakan Transjakarta menuju mepo. Dari momen ini, aku sudah bye bye sama yang namanya internet karena cuma bawa HP buluk (yang penting bisa buat foto sama telfon). Setelah satu jam merasakan menjadi pepes metropolitan, aku sampai di basecamp organisasi open trip di Cawang. Aku menjadi peserta paling awal sampai. Sungguh prestasi yang membanggakan. Singkatnya 90% peserta berhasil berkumpul di mepo sebelum jam 10 malam. Pada jam 10 malam kami berangkat menuju Garut menggunakan bus elf.
24 Februari 2018, pagi
Sekitar subuh kami tiba di basecamp gunung Guntur. Di sini kami bersih-bersih, sarapan, repacking dan melengkapi perlengkapan. Pukul 7 pagi kami memulai pendakian. Dengan kemeja flanel, carrier pinjaman dan sepatu gunung diskonan, aku mulai berjalan. Dari basecamp menuju pos 1, track berupa tanah landai berkerikil. Lumayan lah sebagai pemanasan buat orang yang nggak pernah work out macam diriku.
No jeans rule

Sampai di pos 1 kami beristirahat di warung dekat pos 1. Di sini kami mengurus izin dan makan di warung. Warung pos 1 ini dijaga oleh beberapa mojang anggun yang menyediakan berbagai komoditi mevvah untuk pendaki seperti gorengan, mie rebus, air mineral dan air-air minum lainnya.
ada tempat kongkow-kongkow

OK next! Perjalanan menuju pos selanjutnya ditandai dengan bertambah padatnya vegetasi. Track berupa tanah landai dan tidak berkerikil seperti hutan pada umumnya. Ada sungai kecil yang melintang di jalur ini. Bisa dilompati kok, tidak perlu pake kano. Setelah beberapa saat medan berubah menjadi sangat curam dengan batu-batuan besar.
track-nya nggak ada diskon, kalo nggak landai ya curam

Pos 2 gunung Guntur berupa bangunan di medan curam nan berbatu ini. Ketika aku lewat, tidak ada penjaga atau receptionist yang menyambut. Setelah melewati tanjakan yang aduhai, kami melihat banyak tenda sudah didirikan.
25 Februari 2018, siang
Tenda-tenda itu menandakan kalau kami sudah sampai di pos 3 Pamulangan. Karena di sini lah titik teratas pendaki boleh mendirikan tenda. Pos 3 berupa bangunan yang dijaga akang-akang yang duduk manis menyajikan jualan. Mereka menjual minuman dan pernak-pernik. Perlu diingat untuk tidak mengandalkan membeli air mineral di Pos 3. Tidak selalu ada air mineral di sini.
Kami memilih untuk mendirikan tenda di dekat sungai. Sekitar pukul 3 ada 4, tenda kami dirikan dengan pintu keluar saling berhadapan. Kami makan siang, ngopi, nyusu dan bersantai di hammock sampai sore. Hujan turun dengan sangat deras menjelang malam. Malam harinya kami menanak nasi dan makan malam dengan lauk yang dibawa dari bawah. Salah satu peserta memiliki kecerdasan yang luar biasa dibuktikan dengan membawa kartu uno. Jadilah kita bermain uno semalaman ditemani guyuran air hujan.
disarankan membawa lipstik warna cetar

Pukul 3 pagi aku bangun dan melepaskan segala perlegkapan tidur. Pukul 4 kami berangkat menuju puncak. Aku berjalan dengan berbekal headlamp, flanel (tetep) dan HP menggantung di dada. Medan menuju puncak adalah batu kasar curam ditutupi dengan rumput. Semakin mendekati puncak, medan semakin penuh dengan kerikil dan berkurangnya vegetasi. Kami menikmati semburat terbitnya matahari dengan hamparan awan putih dalam perjalanan menuju puncak.
masih pagi dan masih nanjak

heavenly
Setibanya di Puncak 1 kami beristirahat dan berfoto. Yang bikin aku terkejut adalah ternyata ada Puncak lagi yang tidak terlihat dari bawah puncak. Orang-orang menyebutnya dengan Puncak 2.
Baby..this is what I came for
berlatar Puncak 2 dengan bekas aliran lava

Karena penasaran, kami melanjutkan perjalanan ke Puncak 2. Medan menuju Puncak 2 berkerikil banget, nggak berkerikil aja. Kemiringannya pun sangat miring. Akhirnya kami tiba di suatu tanah landai yang disebut dengan puncak 2. Kalau kalian mencari tugu dengan tulisan ‘Gunung Guntur’ maka baru bisa menemukannya di Puncak 2. Seperti inception, kami baru dapat melihat Puncak 3 ketika berada di puncak 2. Well, ini namanya puncakception.
demi apapun, bawa sampah kalian turun termasuk tissue
kawah Papandayan terlihat dari Puncak 2

Tanah di Puncak 2 mengeluarkan asap. I’m pretty sure kalau asap ini tidak berasal dari penguapan embun. Maka kami memutuskan untuk tidak berlama-lama di sini.

Untuk turun ke Pos 3, kami menggunakan rute medan penuh kerikil. Tidak ada tanah yang bisa dipijak. Ini yang membuat orang-orang menyebut Guntur adalah Semeru-nya Jawa Barat. Sensasinya itu loh.. Turun gunung tidak dengan melangkah, tapi dengan seluncur berdiri (literally). Banyak batu segede bakso yang masuk ke dalam sepatu meski sudah memakai high collar shoes. Mungkin karena aku memakai legging yang tidak bisa membungkus collar sepatu.
26 Februari 2018, siang
Di saat lahan seluncuran sudah habis dan medan berganti dengan tanah, aku mencium bau Pop mie. Ini adalah pertanda alam bahwa kami sudah dekat dengan Pos 3. Setelah istirahat, makan, re-packing dan membersihkan sampah, kami turun dengan menggunakan rute yang sama untuk naik.
Dengan memakai mantel kelelawar aku sampai di basecamp sekitar pukul 4 sore. Sepatuku tergenang air karena hujan deras dari pos 1. Kami makan, mandi dan istirahat di dipan depan rumah warlok (warga lokal). Setelah maghrib kami pulang ke Jakarta dengan elf yang setia menunggu sejak kami naik hari sebelumya.